Ayat 1 - Seperti Kerang yang Terdampar di Pantai
Jumat, 11 Februari 2022 09:24 WIB
Tuhanku—aku ingin mendengar percapakan-percakapan yang hening dan ramai seperti Taman Firdaus. - Silivester Kiik
Saat membagi sore yang berkabung,
tidak ada yang memprediksi,
selain hujan—yang jatuh menangisi bumi,
bukan pertolongan—tetapi ritual kegilaan.
Mulai dari tanah yang dilukai,
pohon-pohon meraung tangis,
burung-burung terkapar membusuk di ranting kering,
ikan-ikan terapung dengan bebas,
lebih lagi—kematian yang menyedihkan.
Mereka yang bertahan tidak tahu,
tempat mana yang diatur untuk tidur
seperti denyut nadi—pasang surut—langit malam
yang rumahnya selalu menghidupkan,
atau seperti kerang yang terdampar di pantai.
Oh dewa—kapan tiba waktunya,
dengan wajah pucat—bertabur noda-noda dosa,
merunduk ke batu—memohon ke langit,
Tuhanku—aku ingin mendengar percapakan-percakapan,
yang hening dan ramai seperti Taman Firdaus.
Atambua, 01 Februari 2022
--- Aku Tidak Pernah Berpikir Bahwa Mereka Akan Bernyanyi Untuk Bumi ---

Penulis Indonesiana.id, Guru, Penulis, Founder Sahabat Pena Likurai, Komunitas Pensil, dan Pengurus FTBM Kabupaten Belu. Tinggal di Kota Perbatasan RI-Timor Leste (Atambua).
1 Pengikut

Bernuansa Budaya, SMAN 1 Atambua Rayakan Pelepasan Peserta Didik Kelas XII
Jumat, 9 Mei 2025 07:42 WIB
Cahaya Sang Guru yang Perlahan Redup di Jalan Kemerdekaan
Selasa, 26 November 2024 13:39 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler